Teks oleh: Athi’u Izzatillah (Arkom Jatim)
Kampung Donorejo Wetan adalah salah satu dari perjalanan Arsitek Komunitas Jawa Timur (Arkom Jatim) menemani warga kampung pinggir rel di Kota Surabaya. Kami, Arkom Jatim mulai berkegiatan bersama kampung pinggir rel sejak tahun 2018. Isu keamanan bermukim menjadi landasan teman-teman Arkom Jatim dalam berkegiatan di kampung pinggir rel. Saat itu kami hanya mendampingi dua kampung yaitu Kampung Granting Barat dan Kampung Dolanan Simokerto. Kami menyadari jika menginginkan sebuah perubahan, maka tidak akan cukup hanya dengan dua kampung pinggir rel melainkan harus menyeluruh. Sementara masih banyak kampung pinggir rel di Surabaya lainnya yang belum kami jamah.
Sebelum tergabung dalam project “NGECEMBENG” bersama teman-teman SB301, Arkom Jatim telah melakukan rapid survey di sepanjang kampung pinggir rel Surabaya pada tahun 2019. NGECEMBENG adalah penelitian sosial-spasial terhadap fenomena banjir di dua kampung kota Surabaya, Kampung Pakis dan Kampung Donorejo Wetan. Selama rentang bulan Juni-Juli 2021 riset ini dikerjakan secara kolektif oleh SB301 dan Arkom Jatim, didukung oleh RUJAK Center for Urban Studies dan UNDP accelerator lab.
Sore itu, di warung makan Soto Lamongan Cak Har, sembari makan kami diskusi dan membuka peta Surabaya untuk menandai seluruh jalur kereta. Kami memberikan tanda dari ujung utara dengan batas Stasiun Benowo hingga ujung selatan antara Stasiun Wonokromo dan Sepanjang. Lalu membaginya menjadi 5 segmen untuk mempermudah saat survey lapangan. Setiap hari dalam kurun waktu 2 minggu kami berempat (Saya, Bu Atun, Mba Isna, Ela) menyusuri dan mencari informasi dasar masing-masing kampung. Tentunya banyak sekali jenis perumahan dan permukiman yang kami jumpai dari perumahan elite hingga permukiman kelas menengah ke bawah (marginal).
Setiap perjalanan memasuki kampung baru selalu menjadi momen yang mendebarkan. Warga yang kritis akan menanyakan maksud dan tujuan kami datang ke kampung tersebut. Meski pernah mengalami penolakan, tetapi banyak juga kampung yang menerima kami dengan baik. Istilahnya disumanggakno (dipersilahkan) dan dijamu dengan makanan/minuman segar.
Selanjutnya informasi yang kami dapatkan di lapangan segera di-input dan dirangkum sebagai data awal assessment kampung pinggir rel. Data tersebut akan menjadi bahan diskusi internal untuk menentukan prioritas kampung mana yang akan menjadi partner kegiatan Arkom Jatim kedepannya. Tentunya sebelum melakukan rapid survey, Arkom Jatim telah menyepakati kriteria untuk menetapkan kampung prioritas. Kami menemukan 72 titik kampung dengan basis RW di sepanjang bantaran rel kereta api Surabaya selama 2 minggu. Pada segmen 1 daerah Pagesangan – Stasiun Wonokromo kami menemukan 6 titik kampung. Pada segmen 2 daerah Stasiun Wonokromo – Stasiun Gubeng, kami menemukan 13 titik kampung. Pada segmen 3 daerah Stasiun Gubeng – Stasiun Sidotopo, kami menemukan 21 titik kampung. Pada Segmen 4 daerah Stasiun Sidotopo – Stasiun Semut – Stasiun Pasar Turi, kami menemukan 11 Titik. Terakhir, pada segmen 5 daerah Stasiun Pasar Turi – Stasiun Benowo, kami menemukan 21 titik. Total semuanya ada 72 titik kampung yang kami temukan meskipun terdapat beberapa kampung yang terlewat karena keterbatasan waktu dan tenaga surveyor. Setelah melalui tahap rapid survey, Arkom Jatim memutuskan terdapat 4 kampung tambahan yang akan didampingi mulai Oktober 2019. Kampung tersebut adalah Kampung Dupak Magersari, Dupak Timur, Ambengan Selatan Karya dan kampung Donorejo Wetan.
Kampung Donorejo Wetan adalah kampung prioritas yang kami temukan di segmen 3. Kami melakukan pemetaan di kampung tersebut sebagai awalan warga mengenal kampungnya. Pemetaan dilakukan secara partisipatif oleh warga kampung. Arkom Jatim menemani dan memfasilitatori warga dalam menggambarkan kondisi kampungnya. Kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap dalam beberapa pertemuan (FGD). Setelah melakukan pemetaan, warga Donorejo Wetan mulai menganalisa potensi dan masalah yang terjadi di kampung. Hal ini dilakukan untuk mencapai perencanaan kampung. Mendata masalah apa yang harus diselesaikan dan potensi apa yang harus dikembangkan. Dalam sesi analisa potensi dan masalah, kami menemukan masalah aliran drainase pada kampung Donorejo Wetan. Di kampung ini seringkali masih terjadi banjir saat hujan deras. Bersama Arkom Jatim, warga mulai menggambarkan titik-titik yang rawan terjadi banjir sekaligus merencanakan penyelesaian untuk memperbaiki saluran drainase yang ada di kampung. Perencanaan tersebut masih berjalan hingga akhirnya Arkom Jatim bertemu teman-teman SB301 dalam project penelitian banjir “NGECEMBENG”. Dengan berbekal data yang dimiliki warga, akhirnya Arkom Jatim bersama SB301 menyepakati Kampung Donorejo Wetan menjadi salah satu studi kasus kampung yang mengalami banjir di Surabaya.
Catatan tim Suroboyo Ngalor Ngidul
Kami terinspirasi dari pemetaan 72 kami pinggir rel yang dilakukan oleh Arkom Jatim. Baru-baru ini kunjungan kami ke 4 kampung pinggir rel, Donorejo DKA, Donokerto DKA, Donorejo Wetan, dan Tambak Adi DKA membuat kami semakin bersemangat untuk belajar di kampung-kampung pinggir rel lainnya. Pemetaan kami akan kampung pinggir rel bisa disaksikan di sini.